Untuk menghindari kerugian akibat adanya praktek manipulasi katul di pasaran maka diperlukan ketelitian dan kejelian dalam memilih jenis katul yang dutawarkan oleh oleh penjual katul. Ada beberapa metode yang cepat serta mudah untuk mendeteksi manipulasi katul di lapangan yaitu dengan cara uji phloroglucinol dan uji apung sekam.
Uji phloroglucinol yaitu merupakan uji kualitatif kontaminan (banyak/sedikitnya kontaminan) yang terkandung didalam katul menggunakan larutan Phloroglucinol 250 ml terdiri yang terdiri dari 200 ml HCl 2 N + 50 ml etanol absolute + 2.5 g.
Adapun langkah-langkah pengujian yaitu :
1.Disiapkan alat dan bahan untuk uji : awan petri, pipet, timer,
katul standar , katul uji
2.Katul ditimbang + 2 gram , kemudian dimasukkan ke cawan petri
3.Ditambahkan 10 ml larutan phloroglucinol
4.Digoyang-goyang hingga larutan merata ke permukaan katul
5.Dibiarkan dan ditunggu selama 15 menit
6.Diamati perubahan warna pada katul (serpihan partikel yang
berwarna merah merupakan sekam)
7.Dibandingkan dengan katul standar (kualias baik)
Sedangkan uji apung sekam merupakan uji yang dilakukan dengan cara memasukkan sekam kedalam air dan kemudian diamati selama kurang lebih 15 menit dan berikutnya diamati jumlah sekam yang mengapung. Diantara dua uji tersebut, uji phloroglucinol-lah yang memberikan hasil yang lebih teliti. Untuk lebih jelasnya metode ini bisa ditanyakan langsung pada TS-TS yang berada di lapangan.
Apabila upaya pencegahan sudah dilakukan dan hasilnya menunjukkan kualitas katul dipasaran sedang tidak baik atau banyak terjadi manipulasi maka tindakan yang bijaksana adalah segera bertanya pada TS untuk merubah komposisi campuran. Selain itu juga dapat mencoba memakai pakan custom feed atau pakan setengah jadi (CF 204, semi konsentrat). Dengan pakan ini peternak tidak perlu mencampur dengan katul lagi akan tetapi cukup membuat campuran antara CF 204 dengan jagung. Sehingga dengan ini dijamin katul yang ada didalam campuran berkualitas baik.
No comments:
Post a Comment